Translate

Sunday, October 27, 2013

Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiografi Intervensional Arteriografi Karotris


Anatomi Arteri Carotis

A.    Tujuan Pemeriksaan
Adapun tujuan dilakukannya pemeriksaan radiografi intervensional arteriografi karotis adalah untuk memperlihatkan anatomi, patologi, dan fisiologi serta kelainan-kelainan pembuluh darah arteri karotis.

                                                                                                             
B.     Indikasi Pemeriksaan
Adapun indikasi dilakukan pemeriksaan radiografi intervensional arteriografi karotis adalah :
1.      Aneurisma
Pelebaran pembuluh darah arteri. Biasanya disebabkan oleh arteriklerosis media, arteri, sifilis, atau trauma.Aneurismadapat terjadi pada aorta atau cabangarteri perifer. Aneurisma perifer pada arteri poplitea atau femoralis tampak sebagai suatu massa vaskuler yang dapat diraba.
2.      AVN (Arterio Venous Malformation)
Ditandai dengan pembesaran tungkai. Malformasi terdiri dari tiga jenis yaitu hubungan langsung antara arteri dan vena pada arteriola, malformasi yang timbul pada kapiler dan malfomasi pada vena.
3.      Stenosis
Penyempitan pada pembuluh darah. Contohnya penyempitan pada permukaan dalam (lumen) dari arteri karotis, biasanya disebabkan oleh aterosklerosis.
4.      Arteriklerosis Obliterans
Sering disebabkan oleh oklusi kronis pada arteri. Penimbunan lemak lokal dan jaringan fibrosa dalam arteri secara progresif mempersempit lumen arteri sehingga jumlah darah akan mengalir kejaringan yang terletak diluar lesi berkurang.
5.      Neoplasma
Pertumbuhan jaringan baru yang abnormal, seperti tumor. Pada tumor-tumor jinak ditandai dengan adanya pendorongan pembuluh darah dan hipervaskularisasi. Sedangkan pada tumor ganas akan tampak tanda-tanda berupa amputasi pebuluh darah, neovaskularisasi, pendorongan pembuluh arteri dan fistula arteriovenous.
6.      Occlusion
Penyumbatan pembuluh darah.
7.      Arteritis
Peradangan yang terjadi pada pembuluh darah arteri.


C.     Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum dilakukannya pemeriksaan ini, kita harus mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, antara lain :
1.      Pesawat C-arm dengan model pesawat celling, dan kolimasi berupa window witch 2700 dan  window center 1900.

2.      Alat pemantau kondisi pasien
·         Sensis Dialog        : Menginformasikan mengenai EKG dan registrasi pasien.
·         Sensis Live            : Menginformasikan mengenai artrit (detak jantung), saturasi oksigen, dan tensi darah.

3.      Guide Wire 0.32

4.      Sheat Introducer

5.      Catheter Vertebralis/Head Hunter
6.      Spuit 20 ml sebanyak 1 buah

7.      Media kontras : Visipaque 40-50 cc dengan viskositas 1:1

8.      Jarum suntik anastesi
9.      Jarum Sheldinger
10.  Lidocaine (untuk anastesi)
11.  Larutan desinfektan/Betadine

12.  Bengkok

13.  Korentang

14.  Kasa dan handscoen steril
 

15.  Obat-obatan emergency

D.    Persiapan Pasien
Dalam pemeriksaan arteriografi karotis tidak ada persiapan khusus, namun ada beberapa hal yang harus pasien lakukan sebelum dilakukannya pemeriksaan ini yaitu :
1.      Foto rontgen kepala AP, lateral dan Thorax
2.      Pasien melakukan cek laboratorium seperti Hb, Ht, leukosit, trombosit, massa perdarahan, massa pembekuan, ureum dan kreatinin.
3.      Pasien puasa 5-6 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
4.      Paien mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi sekitar daeah inguinal (selangkangan) dan pubis (kemaluan) untuk mensterilkan dan terhindar dari kuman-kuman disekitar daerah punksi.

E.     Teknik Pemeriksaan
1.    Hal pertama yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan arteriografi karotis, termasuk pesawat C-arm dan komponen penunjang lainnya yang sudah terkalibrasi.
2.   Pasien diberikan penjelasan singkat mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, baik sebelum dan sesudah pemeriksaan.
3.  Setelah masuk ke dalam ruang pemeriksaan, sebelum dilakukkannya pemeriksaan terlebih dahulu pasien mengganti pakaiannya dengan baju pasien yang telah disiapkan.
4.    Pastikan keadaan pasien dalam kondisi yang mendukung jalannya pemeriksaan, dengan melihat hasil cek laboratorium dan perisapan-persiapan lain yang telah dilakukan pasien.
5.    Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien supine di atas meja pemeriksaan yang sudah diberi alas agar kontras media yang mungkin tumpah tidak mengotori meja pemeriksaan.
6.  Pasien dipasang alat pemantau monitor berupa sensis dialog dan sensis live yang berisikan pemantauan detak jantung (artrit), saturasi oksigen, tensi darah, EKG, dan terdapat juga registrasi pasien.
7.   Setelah itu dokter mencari pembuluh arteri yang besar untuk insisi, pada kasus pemeriksaan ini dilakukan insisi pada arteri femoralis.
8.   Ketika ditemukan lokasi pembuluh darah arteri yang akan dilakukan insisi, dilakukan desinfektan dengan betadine atau larutan desinfektan lainnya pada daerah tersebut.
9. Setelah dilakukan desinfektan, lokasi pembuluh darah arteri tersebut di anastesi lokal menggunakan lidocaine sebanyak ± 5 ampul yang gunanya untuk memberikan kekebalan pada daerah insisi yang akan dimasukkan set introducer, kateter, dan guide wire.
10. Setelah dianastesi lokal, dilakukan insisi dan set introducer dimasukkan ke dalam pembuluh darah arteri femoralis menggunakan jarum sheldinger. Fungsi dari set introducer ini yaitu untuk akses keluar masuk guide wire dan kateter sehingga permukaan kulit tidak iritasi serta untuk pemasukan media kontras kedalam kateter yang akan memvisualisasikan hasil gambaran arteriografi karotis.
11. Kateter vertebralis dimasukkan bersamaan dengan guide wire ke dalam set introducer menuju pembuluh darah arteri karotis. Fungsi dari kateter yaitu sebagai tempat untuk jalannya media kontras sedangkan guide wire berfungsi untuk mengarahkan/pemandu jalannya kateter ke pembuluh darah arteri yang dituju, dalam hal ini arteri karotis.
12. Ketika kateter sudah masuk ke dalam pembuluh darah arteri yang diinginkan, lalu guide wire dilepas atau dikeluarkan dari kateter dan kemudian media kontras dimasukkan dan tampak media kontras mengisi pembuluh darah disekitar arteri karotis.
13. Ketika kontras mengisi area arteri karotis, maka akan diambil pengambilan foto yang pertama dengan media kontras. Foto pertama tersebut akan dijadikan Patokan untuk menuju arteri yang lainnya pada daerah arteri karotis dengan istilah “Rot Map” . Root Map ini berfungsi apabila terjadi reposisi pada kateter maka rot map ini akan membantu untuk membetulkan letak dari kateter. Tentunya guide wire yang sudah dilepas tadi dimasukkan kembali untuk membantu jalannya kateter dalam mencari arteri yang dimaksud.
14. Apabila media kontras sudah mengisi arteri karotis yang diinginkan maka dilakukan pengambilan gambar dengan sistem kamera dan sistem storage berupa hardisk yang memungkinkan gambar dapat ditampilkan kembali.
15. Setelah gambar yang ditampilkan baik dan dapat memperlihatkan pembuluh darah arteri karotis dengan tegas, maka kateter dan set introducer dicabut.
16. Daerah bekas insisi dijahit kembali setelah itu diberikan betadine menggunakan kassa steril dan ditutup dengan kapas dan dikompresi agar darah tidak keluar setelah pemeriksaan paling lama 4 jam setelah pemeriksaan dilakukan.
17.Dilakukan pencetakan gambaran arteriografi dengan sistem film format untuk mencetak gambaran radiografi pada film lasser imaging, yang diproses secara dry processing.

F.      Hasil Gambaran
Hasil Gambaran Arteriografi Karotis Intra Kanan

No comments:

Post a Comment