Anatomi Arteri Carotis
A. Tujuan Pemeriksaan
Adapun
tujuan dilakukannya pemeriksaan radiografi intervensional arteriografi karotis
adalah untuk memperlihatkan anatomi, patologi, dan fisiologi serta
kelainan-kelainan pembuluh darah arteri karotis.
B. Indikasi Pemeriksaan
Adapun
indikasi dilakukan pemeriksaan radiografi intervensional arteriografi karotis
adalah :
1. Aneurisma
Pelebaran pembuluh darah arteri. Biasanya disebabkan oleh
arteriklerosis media, arteri, sifilis, atau trauma.Aneurismadapat terjadi pada
aorta atau cabangarteri perifer. Aneurisma perifer pada arteri poplitea atau
femoralis tampak sebagai suatu massa vaskuler yang dapat diraba.
2. AVN (Arterio
Venous Malformation)
Ditandai dengan pembesaran tungkai. Malformasi terdiri dari
tiga jenis yaitu hubungan langsung antara arteri dan vena pada arteriola,
malformasi yang timbul pada kapiler dan malfomasi pada vena.
3. Stenosis
Penyempitan pada
pembuluh darah. Contohnya penyempitan pada permukaan dalam (lumen) dari arteri
karotis, biasanya disebabkan oleh aterosklerosis.
4. Arteriklerosis Obliterans
Sering disebabkan oleh oklusi kronis pada arteri. Penimbunan
lemak lokal dan jaringan fibrosa dalam arteri secara progresif mempersempit
lumen arteri sehingga jumlah darah akan mengalir kejaringan yang terletak
diluar lesi berkurang.
5. Neoplasma
Pertumbuhan jaringan baru yang abnormal, seperti tumor. Pada
tumor-tumor jinak ditandai dengan adanya pendorongan pembuluh darah dan
hipervaskularisasi. Sedangkan pada tumor ganas akan tampak tanda-tanda berupa
amputasi pebuluh darah, neovaskularisasi, pendorongan pembuluh arteri dan
fistula arteriovenous.
6. Occlusion
Penyumbatan pembuluh darah.
7. Arteritis
Peradangan yang terjadi pada pembuluh darah arteri.
C. Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum
dilakukannya pemeriksaan ini, kita harus mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan, antara lain :
1. Pesawat C-arm dengan model pesawat
celling, dan kolimasi berupa window witch 2700 dan window center 1900.
2. Alat pemantau kondisi pasien
·
Sensis
Dialog : Menginformasikan mengenai
EKG dan registrasi pasien.
·
Sensis
Live : Menginformasikan
mengenai artrit (detak jantung), saturasi oksigen, dan tensi darah.
3. Guide Wire 0.32
4. Sheat Introducer
5. Catheter Vertebralis/Head Hunter
6. Spuit 20 ml sebanyak 1 buah
8. Jarum suntik anastesi
9. Jarum Sheldinger
10. Lidocaine (untuk anastesi)
14. Kasa dan handscoen steril
15. Obat-obatan emergency
D. Persiapan Pasien
Dalam
pemeriksaan arteriografi karotis tidak ada persiapan khusus, namun ada beberapa
hal yang harus pasien lakukan sebelum dilakukannya pemeriksaan ini yaitu :
1. Foto rontgen kepala AP, lateral dan
Thorax
2. Pasien melakukan cek laboratorium
seperti Hb, Ht, leukosit, trombosit, massa perdarahan, massa pembekuan, ureum
dan kreatinin.
3. Pasien puasa 5-6 jam sebelum
pemeriksaan dilakukan.
4. Paien mencukur rambut pada daerah
yang akan dilakukan punksi sekitar daeah inguinal (selangkangan) dan pubis
(kemaluan) untuk mensterilkan dan terhindar dari kuman-kuman disekitar daerah
punksi.
E. Teknik Pemeriksaan
1. Hal pertama yaitu mempersiapkan alat
dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan arteriografi karotis, termasuk
pesawat C-arm dan komponen penunjang lainnya yang sudah terkalibrasi.
2. Pasien diberikan penjelasan singkat
mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, baik sebelum dan sesudah
pemeriksaan.
3. Setelah masuk ke dalam ruang
pemeriksaan, sebelum dilakukkannya pemeriksaan terlebih dahulu pasien mengganti
pakaiannya dengan baju pasien yang telah disiapkan.
4. Pastikan keadaan pasien dalam
kondisi yang mendukung jalannya pemeriksaan, dengan melihat hasil cek
laboratorium dan perisapan-persiapan lain yang telah dilakukan pasien.
5. Pemeriksaan dimulai dengan
memposisikan pasien supine di atas meja pemeriksaan yang sudah diberi alas agar
kontras media yang mungkin tumpah tidak mengotori meja pemeriksaan.
6. Pasien dipasang alat pemantau
monitor berupa sensis dialog dan sensis live yang berisikan pemantauan detak
jantung (artrit), saturasi oksigen, tensi darah, EKG, dan terdapat juga
registrasi pasien.
7. Setelah itu dokter mencari pembuluh
arteri yang besar untuk insisi, pada kasus pemeriksaan ini dilakukan insisi
pada arteri femoralis.
8. Ketika ditemukan lokasi pembuluh
darah arteri yang akan dilakukan insisi, dilakukan desinfektan dengan betadine
atau larutan desinfektan lainnya pada daerah tersebut.
9. Setelah dilakukan desinfektan,
lokasi pembuluh darah arteri tersebut di anastesi lokal menggunakan lidocaine
sebanyak ± 5 ampul yang gunanya untuk memberikan kekebalan pada daerah insisi
yang akan dimasukkan set introducer, kateter, dan guide wire.
10. Setelah dianastesi lokal, dilakukan
insisi dan set introducer dimasukkan ke dalam pembuluh darah arteri femoralis
menggunakan jarum sheldinger. Fungsi dari set introducer ini yaitu untuk akses
keluar masuk guide wire dan kateter sehingga permukaan kulit tidak iritasi
serta untuk pemasukan media kontras kedalam kateter yang akan memvisualisasikan
hasil gambaran arteriografi karotis.
11. Kateter vertebralis dimasukkan
bersamaan dengan guide wire ke dalam set introducer menuju pembuluh darah
arteri karotis. Fungsi dari kateter yaitu sebagai tempat untuk jalannya media
kontras sedangkan guide wire berfungsi untuk mengarahkan/pemandu jalannya
kateter ke pembuluh darah arteri yang dituju, dalam hal ini arteri karotis.
12. Ketika kateter sudah masuk ke dalam
pembuluh darah arteri yang diinginkan, lalu guide wire dilepas atau dikeluarkan
dari kateter dan kemudian media kontras dimasukkan dan tampak media kontras
mengisi pembuluh darah disekitar arteri karotis.
13. Ketika kontras mengisi area arteri
karotis, maka akan diambil pengambilan foto yang pertama dengan media kontras.
Foto pertama tersebut akan dijadikan Patokan untuk menuju arteri yang lainnya
pada daerah arteri karotis dengan istilah “Rot Map” . Root Map ini berfungsi
apabila terjadi reposisi pada kateter maka rot map ini akan membantu untuk
membetulkan letak dari kateter. Tentunya guide wire yang sudah dilepas tadi dimasukkan
kembali untuk membantu jalannya kateter dalam mencari arteri yang dimaksud.
14. Apabila media kontras sudah mengisi
arteri karotis yang diinginkan maka dilakukan pengambilan gambar dengan sistem
kamera dan sistem storage berupa hardisk yang memungkinkan gambar dapat
ditampilkan kembali.
15. Setelah gambar yang ditampilkan baik
dan dapat memperlihatkan pembuluh darah arteri karotis dengan tegas, maka
kateter dan set introducer dicabut.
16. Daerah bekas insisi dijahit kembali
setelah itu diberikan betadine menggunakan kassa steril dan ditutup dengan
kapas dan dikompresi agar darah tidak keluar setelah pemeriksaan paling lama 4
jam setelah pemeriksaan dilakukan.
17.Dilakukan pencetakan gambaran
arteriografi dengan sistem film format untuk mencetak gambaran radiografi pada
film lasser imaging, yang diproses secara dry processing.
No comments:
Post a Comment